Tugas brosur dan leaftlet
Senjahitammalam
Selasa, 11 Desember 2018
Kamis, 18 Oktober 2018
DESIGN STASIUN KERJA
NAMA : IKA SAFITRI
NIM : 1730403048
KELAS : 17 PUS B
MK : ERGONOMI
RINNGKASAAN BAB 2
Desain Stasiun Kerja
Salah satu definisi ergonomi yang menitik beratkan pada penyesuaian desain terhadap manusia adalah dikemukakan oleh Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999). Mereka menyatakan bahwa ergonomi adalah kemampuan untuk menerapkan informasi menurut karakter manusia, kapasitas dan keterbatasannya terhadap desain pekerjaan, mesin dan sistemnya, ruangan kerja dan lingkungan sehingga manusia dapat hidup dan bekerja secara sehat, aman, nyaman dan efisien. Sedangkan Pulat (1992) menawarkan konsep desain produk untuk mendukung efisiensi dan keselamatan dalam penggunaan desain produk. Konsep tersebut adalah desain untuk reliabilitas, kenyamanan, lamanya waktu pemakaian, kemudahan dalam pemakaian, dan efisien dalam pemakaian. Selanjutnya agar setiap desain produk dapat memenuhi keinginan pemakainya maka harus dilakukan melalui beberapa pendekatan sebagai berikut:
Mengetahui kebutuhan pemakai. Kebutuhan pemakai dapat didefinisikan berdasarkan kebutuhan dan orientasi pasar, wawancara langsung dengan pemakai produk yang potensial dan menggunakan pengalaman pribadi.
Fungsi produk secara detail. Fungsi spesifik produk yang dapat memuaskan pemakai harus dijelaskan secara detail melalui daftar item masing-masing fungsi produk.
Melakukan analisis pada tugas-tugas desain produk.
Mengembangkan produk.
Melakukan uji terhadap pemakai produk.
Lebih lanjut, suatu desain produk disebut ergonomis apabila secara antropometris, faal, biomekanik dan psikologis kompatibel dengan manusia pemakainya. Di dalam mendesain suatu produk maka harus berorientasi pada production friendly, distribution friendly, installation friendly, operation friendly dan maintenance friendly. Di samping hal-hal tersebut di atas di dalam mendesain suatu produk yang sangat penting untuk diperhatikan adalah suatu desain yang berpusat.
Pendekatan
Menurut Das and Sengupta (1993) pendekatan secara sistemik untuk menentukan dimensi stasiun kerja dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Mengidentifikasi variabilitas populasi pemakai yang didasarkan pada etnik, jenis kelamin dan umur.
Mendapatkan data antropometri yang relevan dengan populasi pemakai.
Dalam pengukuran antropometri perlu mempertimbangkan pakaian, sepatu dan posisi normal.
Menentukan kisaran ketinggian dari pekerjaan utama. Penyediaan kursi dan meja kerja yang dapat distel, sehingga operator dimungkinkan bekerja dengan sikap duduk maupun berdiri secara bergantian.
Tata letak dari alat-alat tangan, kontrol harus dalam kisaran jangkauan optimum.
Menempatkan displai yang tepat sehingga operator dapat melihat objek dengan pandangan yang tepat dan nyaman.
Review terhadap desain stasiun kerja secara berkala.
Pertimbangan
Demikian maka dalam setiap desain peralatan dan stasiun kerja, keterbatasan manusia harus selalu diperhitungkan, di samping kemampuan dan kebolehannya. Mengingat bahwa setiap manusia berbeda satu dengan yang lainnya, maka aplikasi data antropometri dalam desain produk dapat meliputi; desain untuk orang ekstrim (data terkecil atau terbesar); desain untuk orang per orang, desain untuk kisaran yang dapat diatur (adjustable range) dengan menggunakan persentil-5 dan persentil-95 dari populasi dan desain untuk ukuran rerata dengan menggunakan data persentil-50 (Sanders & McCormick, 1987).
Faktor yang mempengaruhi antara lain perbaikan tingkat kemakmuran yang menyebabkan peningkatan status gizi masyarakat. Tarwaka (1995) dalam penelitian tentang perkembangan antropometri tenaga kerja di Bali (n = 630 orang) melaporkan bahwa terdapat perbedaan ukuran tubuh yang signifikan antara tahun 90-an dengan tahuDesain Stasiun KerjaDesain Stasiun KerjaDesain Stasiun Kerja
Desain Stasiun KerjaDesain Stasiun Kerjan 70-an. Sebagai ilustrasi bahwa antara kedua dekade tersebut ternyata rerata tinggi badan telah mengalami perkembangan sebesar ± 2,46 cm, tinggi siku berdiri sebesar ±4,88 cm, lebar bahu sebesar ± 6,25 cm. Sedangkan untuk lebar pinggul ternyata lebih kecil sebesar ± 2,41 cm, kemungkinan besar disebabkan karena adanya kecenderungan untuk melangsingkan tubuh sehingga pinggul lebih ramping. Untuk ukuran tinggi siku duduk lebih rendah sebesar ±1,59 cm, kemungkinan disebabkan karena ukuran lengan atas bertambah panjang sehingga menyebabkan ketinggian siku semakin rendah.
Desain Stasiun Kerja dan Sikap Kerja Berdiri
Pada desain stasiun kerja berdiri, apabila tenaga kerja harus bekerja untuk periode yang lama, maka faktor kelelahan menjadi utama. Untuk meminimalkan pengaruh kelelahan dan keluhan subjektif maka pekerjaan harus didesain agar tidak terlalu banyak menjangkau, membungkuk, atau melakukan gerakan dengan posisi kepala yang tidak alamiah. Untuk maksud tersebut Pulat (1992) dan Clark (1996) memberikan pertimbangan tentang pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan posisi berdiri adalah sebagai berikut:
1) tidak tersedia tempat untuk kaki dan lutut;
2) harus memegang objek yang berat (lebih dari 4,5 kg);
3) sering menjangkau ke atas, ke bawah, dan ke samping;
4) sering dilakukan pekerjaan dengan menekan ke bawah; dan 5) di perlukan mobilitas tinggi.
Dalam mendesain ketinggian landasan kerja untuk posisi berdiri, secara prinsip hampir sama dengan desain ketinggian landasan kerja posisi duduk. Manuaba (1986); Sanders & McCormick (1987); Grandjean (1993) memberikan rekomendasi ergonomis tentang ketinggian landasan kerja posisi berdiri didasarkan pada ketinggian siku berdiri sebagai tersebut berikut ini.
Untuk pekerjaan memerlukan ketelitian dengan maksud untuk mengurangi pembebanan statis pada otot bagian belakang, tinggi landasan kerja adalah 510 cm di atas tinggi siku berdiri.
Selama kerja manual, di mana pekerja sering memerlukan ruangan untuk peralatan; material dan kontainer dengan berbagai jenis, tinggi landasan kerja adalah 10-15 cm di bawah tinggi siku berdiri.
Untuk pekerjaan yang memerlukan penekanan dengan kuat, tinggi landasan kerja adalah 15-40 cm di bawah tinggi siku berdiri. Ketinggian landasan kerja untuk sikap kerja berdiri dapat diilustrasikan seperti gambar 2.5.
RINGKASAN BAB 5
Organisasi Kerja dan Kebutuhan Gizi Kerja
Fisiologi Tubuh Saat Bekerja dan Istirahat
Menurut Suma’mur (1982) bahwa bekerja adalah anabolisme yaitu mengurai atau menggunakan bagian-bagian tubuh yang telah dibangun sebelumnya. Dalam keadaan demikian, sistem syaraf utama yang berfungsi adalah komponen simpatis. Maka pada kondisi seperti itu, aktivitas tidak dapat dilakukan secara terus-menerus, melainkan harus diselingi istirahat untuk memberi kesempatan tubuh melakukan pemulihan. Pada saat istirahat tersebut, maka tubuh mempunyai kesempatan membangun kembali tenaga yang telah digunakan (katabolisme).
Pada saat bekerja, otot mengalami kontraksi atau kerutan dan pada saat istirahat terjadi pengendoran atau relaksasi otot. Dengan kontraksi, peredaran darah yang membawa oksigen dan bahan makanan serta menyalurkan keluar sisa-sisa metabolisme terhambat. Dengan demikian antara kerutan dan pengendoran otot harus terjadi secara seimbang untuk mencegah terjadinya kelelahan otot yang lebih awal. Secara lebih luas lagi, pembagian waktu kerja dan istirahat lazimnya adalah bekerja pada waktu siang dan istirahat di malam harinya. Setelah pada siang harinya kita bekerja selama kurang lebih 8 jam mengalami kepenatan, maka pada malam harinya diupayakan untuk melakukan pemulihan tenaga agar keesokan harinya dapat bekerja kembali secara bugar.
Secara fisiologis, apabila pemulihan pada malam hari tidak cukup, maka secara otomatis performansi kerja pada hari berikutnya akan menurun.
Pengaturan Waktu Kerja dan Waktu Istirahat
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pengaturan waktu kerja-waktu istirahat harus disesuaikan dengan sifat, jenis pekerjaan dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya seperti lingkungan kerja panas, dingin, bising, berdebu dll. Namun demikian secara umum, di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu kerja sehari maksimum adalah 8 jam kerja dan selebihnya adalah waktu istirahat (untuk kehidupan keluarga dan sosial kemasyarakatan). Memperpanjang waktu kerja lebih dari itu hanya akan menurunkan efisiensi kerja, meningkatkan kelelahan, kecelakan, dan penyakit akibat kerja. Tetapi dalam pelaksanaannya, banyak perusahaan yang mempekerjakan karyawannya di luar jam kerja (kerja lembur) dengan berbagai alasan. di sisi lain para karyawan juga merasa senang melakukan kerja lembur, karena akan mendapatkan penghasilan tambahan di luar penghasilan pokok.
Dalam hal lamanya waktu kerja melebihi ketentuan yang telah ditetapkan (8 jam per hari atau 40 jam seminggu), maka perlu diatur waktu-waktu istirahat khusus agar kemampuan kerja dan kesegaran jasmani tetap dapat dipertahankan dalam batas-batas toleransi. Pemberian waktu istirahat tersebut secara umum dimaksudkan untuk: ¾ Mencegah terjadinya kelelahan yang berakibat kepada penurunan kemampuan fisik dan mental serta kehilangan efisiensi kerja ¾ Memberi kesempatan tubuh untuk melakukan pemulihan atau penyegaran ¾ Memberi kesempatan waktu untuk melakukan kontak sosial Kaitanya dengan masalah waktu istirahat, berdasarkan pengalaman dan pengamatan di lapangan, ternyata terdapat empat jenis istirahat yang dilakukan oleh para pekerja selama jam kerja berlangsung, yaitu istirahat secara spontan, istirahat curian, istirahat oleh karena ada hubungannya dengan proses kerja dan istirahat yang merupakan ketetapan resmi.
Istirahat spontan adalah istirahat pendek segera setelah pembebanan kerja. Sebagai contoh: pekerja mengangkat dan mengangkut beras secara manual seberat 50 kg dengan jarak 15 meter. Setelah meletakkan beras tersebut secara otomatis pekerja akan beristirahat pendek untuk mengembalikan hutang oksigen yang telah digunakan pada waktu mengangkat dan mengangkut tadi.
Istirahat curian adalah istirahat yang terjadi jika beban kerja tak dapat diimbangi oleh kemampuan kerja. Istirahat demikian terjadi apabila beban pekerjaan baik fisik maupun mental lebih besar dari kemampuan kerjanya, sehingga menimbulkan reaksi tubuh untuk mengatasi kelebihan beban tersebut.
Istirahat oleh karena proses kerja tergantung dari bekerjanya mesin-mesin, peralatan atau prosedur-prosedur kerja. Sebagai contoh: pada proses produksi dengan system ban berjalan, waktu istirahat tergantung dari ketrampilan dan kecepatan kerja operatornya. Semakin terampil dan cepat dia bekerja maka akan semakin banyak waktu istirahat yang diperoleh.
Istirahat yang ditetapkan adalah istirahat atas dasar ketentuan perundangundangan yang berlaku, seperti istirahat selama 1 jam setelah melakukan 4 jam kerja, dan diselingi dengan istirahat 15 menit setelah 2 jam kerja dll.
Hari Kerja
Jumlah jam kerja yang efisien untuk seminggu adalah antara 40 - 48 jam yang terbagi dalam 5 atau 6 hari kerja. Maksimum waktu kerja tambahan yang masih efisien adalah 30 menit. Sedangkan di antara waktu kerja harus disediakan waktu istirahat yang jumlahnya antara 15-30% dari seluruh waktu kerja. Apabila jam kerja melebihi dari ketentuan tersebut akan ditemukan hal-hal seperti; penurunan kecepatan kerja, gangguan kesehatan, angka absensi karena sakit meningkat, yang kesemuanya akan bermuara kepada rendahnya tingkat produktivitas kerja.
Kebutuhan Gizi
Kerja Gizi kerja adalah pemberian gizi yang diterapkan kepada masyarakat pekerja dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan, efisiensi dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya. Sedangkan manfaat yang diharapkan dari pemenuhan gizi kerja adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan ketahanan tubuh serta menyeimbangkan kebutuhan gizi dan kalori terhadap tuntutan tugas pekerja.
Zat gizi dan sumber makanan
hal-hal yang perlu diketahui dalam penyusunan menu bagi pekerja adalah : ¾ Kebutuhan kalori dan gizi tenaga kerja ¾ Kebutuhan bahan dasar menu ¾ Pendekatan penyusunan menu bagi pekerja sesuai dengan lingkungan kerja.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi seseorang
Kebutuhan gizi setiap orang berbeda satu sama lainnya dan sangat tergantung pada berbagai faktor yaitu :
Ukuran tubuh. Semakin besar ukuran tubuh seseorang maka semakin besar pula kebutuhan kalorinya, meskipun usia, jenis kelamin dan aktivitas yang dilakukan sama.
Usia. Anak-anak dan remaja membutuhkan relatif lebih banyak kalori dan zat gizi lainnya dibanding dengan orang dewasa atau tua, karena selain diperlukan untuk tenaga juga untuk pertumbuhan.
Jenis kelamin. Laki-laki umumnya membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan wanita. Hal ini karena secara fisiologis laki-laki mempunyai lebih banyak otot dan juga lebih aktif.
Kegiatan/aktivitas pekerjaan yang dilakukan. Pekerja berat akan membutuhkan kalori dan protein lebih besar dari pada mereka yang bekerja sedang dan ringan.
Kondisi tubuh tertentu. Pada orang yang baru sembuh dari sakit akan membutuhkan lebih banyak kalori dan zat gizi lainnya dari pada sebelum ia sakit.
Kondisi lingkungan. Pada musim hujan membutuhkan kalori lebih tinggi/ banyak dibandingkan pada musim panas. Demikian pula pada tempat-tempat yang dingin lebih tinggi dari pada tempat dengan suhu panas.
Pengaruh Faktor Lingkungan Kerja
Faktor dalam lingkungan kerja menunjukkan pengaruh - pengaruh yang jelas terhadap keadaan gizi tenaga kerja. Beban kerja yang berlebihan dan lingkungan kerja panas dapat menyebabkan penurunan berat badan (Priatna, 1990).
NAMA : IKA SAFITRI
NIM : 1730403048
KELAS : 17 PUS B
MK : ERGONOMI
RINNGKASAAN BAB 2
Desain Stasiun Kerja
Salah satu definisi ergonomi yang menitik beratkan pada penyesuaian desain terhadap manusia adalah dikemukakan oleh Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999). Mereka menyatakan bahwa ergonomi adalah kemampuan untuk menerapkan informasi menurut karakter manusia, kapasitas dan keterbatasannya terhadap desain pekerjaan, mesin dan sistemnya, ruangan kerja dan lingkungan sehingga manusia dapat hidup dan bekerja secara sehat, aman, nyaman dan efisien. Sedangkan Pulat (1992) menawarkan konsep desain produk untuk mendukung efisiensi dan keselamatan dalam penggunaan desain produk. Konsep tersebut adalah desain untuk reliabilitas, kenyamanan, lamanya waktu pemakaian, kemudahan dalam pemakaian, dan efisien dalam pemakaian. Selanjutnya agar setiap desain produk dapat memenuhi keinginan pemakainya maka harus dilakukan melalui beberapa pendekatan sebagai berikut:
Mengetahui kebutuhan pemakai. Kebutuhan pemakai dapat didefinisikan berdasarkan kebutuhan dan orientasi pasar, wawancara langsung dengan pemakai produk yang potensial dan menggunakan pengalaman pribadi.
Fungsi produk secara detail. Fungsi spesifik produk yang dapat memuaskan pemakai harus dijelaskan secara detail melalui daftar item masing-masing fungsi produk.
Melakukan analisis pada tugas-tugas desain produk.
Mengembangkan produk.
Melakukan uji terhadap pemakai produk.
Lebih lanjut, suatu desain produk disebut ergonomis apabila secara antropometris, faal, biomekanik dan psikologis kompatibel dengan manusia pemakainya. Di dalam mendesain suatu produk maka harus berorientasi pada production friendly, distribution friendly, installation friendly, operation friendly dan maintenance friendly. Di samping hal-hal tersebut di atas di dalam mendesain suatu produk yang sangat penting untuk diperhatikan adalah suatu desain yang berpusat.
Pendekatan
Menurut Das and Sengupta (1993) pendekatan secara sistemik untuk menentukan dimensi stasiun kerja dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Mengidentifikasi variabilitas populasi pemakai yang didasarkan pada etnik, jenis kelamin dan umur.
Mendapatkan data antropometri yang relevan dengan populasi pemakai.
Dalam pengukuran antropometri perlu mempertimbangkan pakaian, sepatu dan posisi normal.
Menentukan kisaran ketinggian dari pekerjaan utama. Penyediaan kursi dan meja kerja yang dapat distel, sehingga operator dimungkinkan bekerja dengan sikap duduk maupun berdiri secara bergantian.
Tata letak dari alat-alat tangan, kontrol harus dalam kisaran jangkauan optimum.
Menempatkan displai yang tepat sehingga operator dapat melihat objek dengan pandangan yang tepat dan nyaman.
Review terhadap desain stasiun kerja secara berkala.
Pertimbangan
Demikian maka dalam setiap desain peralatan dan stasiun kerja, keterbatasan manusia harus selalu diperhitungkan, di samping kemampuan dan kebolehannya. Mengingat bahwa setiap manusia berbeda satu dengan yang lainnya, maka aplikasi data antropometri dalam desain produk dapat meliputi; desain untuk orang ekstrim (data terkecil atau terbesar); desain untuk orang per orang, desain untuk kisaran yang dapat diatur (adjustable range) dengan menggunakan persentil-5 dan persentil-95 dari populasi dan desain untuk ukuran rerata dengan menggunakan data persentil-50 (Sanders & McCormick, 1987).
Faktor yang mempengaruhi antara lain perbaikan tingkat kemakmuran yang menyebabkan peningkatan status gizi masyarakat. Tarwaka (1995) dalam penelitian tentang perkembangan antropometri tenaga kerja di Bali (n = 630 orang) melaporkan bahwa terdapat perbedaan ukuran tubuh yang signifikan antara tahun 90-an dengan tahuDesain Stasiun KerjaDesain Stasiun KerjaDesain Stasiun Kerja
Desain Stasiun KerjaDesain Stasiun Kerjan 70-an. Sebagai ilustrasi bahwa antara kedua dekade tersebut ternyata rerata tinggi badan telah mengalami perkembangan sebesar ± 2,46 cm, tinggi siku berdiri sebesar ±4,88 cm, lebar bahu sebesar ± 6,25 cm. Sedangkan untuk lebar pinggul ternyata lebih kecil sebesar ± 2,41 cm, kemungkinan besar disebabkan karena adanya kecenderungan untuk melangsingkan tubuh sehingga pinggul lebih ramping. Untuk ukuran tinggi siku duduk lebih rendah sebesar ±1,59 cm, kemungkinan disebabkan karena ukuran lengan atas bertambah panjang sehingga menyebabkan ketinggian siku semakin rendah.
Desain Stasiun Kerja dan Sikap Kerja Berdiri
Pada desain stasiun kerja berdiri, apabila tenaga kerja harus bekerja untuk periode yang lama, maka faktor kelelahan menjadi utama. Untuk meminimalkan pengaruh kelelahan dan keluhan subjektif maka pekerjaan harus didesain agar tidak terlalu banyak menjangkau, membungkuk, atau melakukan gerakan dengan posisi kepala yang tidak alamiah. Untuk maksud tersebut Pulat (1992) dan Clark (1996) memberikan pertimbangan tentang pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan posisi berdiri adalah sebagai berikut:
1) tidak tersedia tempat untuk kaki dan lutut;
2) harus memegang objek yang berat (lebih dari 4,5 kg);
3) sering menjangkau ke atas, ke bawah, dan ke samping;
4) sering dilakukan pekerjaan dengan menekan ke bawah; dan 5) di perlukan mobilitas tinggi.
Dalam mendesain ketinggian landasan kerja untuk posisi berdiri, secara prinsip hampir sama dengan desain ketinggian landasan kerja posisi duduk. Manuaba (1986); Sanders & McCormick (1987); Grandjean (1993) memberikan rekomendasi ergonomis tentang ketinggian landasan kerja posisi berdiri didasarkan pada ketinggian siku berdiri sebagai tersebut berikut ini.
Untuk pekerjaan memerlukan ketelitian dengan maksud untuk mengurangi pembebanan statis pada otot bagian belakang, tinggi landasan kerja adalah 510 cm di atas tinggi siku berdiri.
Selama kerja manual, di mana pekerja sering memerlukan ruangan untuk peralatan; material dan kontainer dengan berbagai jenis, tinggi landasan kerja adalah 10-15 cm di bawah tinggi siku berdiri.
Untuk pekerjaan yang memerlukan penekanan dengan kuat, tinggi landasan kerja adalah 15-40 cm di bawah tinggi siku berdiri. Ketinggian landasan kerja untuk sikap kerja berdiri dapat diilustrasikan seperti gambar 2.5.
RINGKASAN BAB 5
Organisasi Kerja dan Kebutuhan Gizi Kerja
Fisiologi Tubuh Saat Bekerja dan Istirahat
Menurut Suma’mur (1982) bahwa bekerja adalah anabolisme yaitu mengurai atau menggunakan bagian-bagian tubuh yang telah dibangun sebelumnya. Dalam keadaan demikian, sistem syaraf utama yang berfungsi adalah komponen simpatis. Maka pada kondisi seperti itu, aktivitas tidak dapat dilakukan secara terus-menerus, melainkan harus diselingi istirahat untuk memberi kesempatan tubuh melakukan pemulihan. Pada saat istirahat tersebut, maka tubuh mempunyai kesempatan membangun kembali tenaga yang telah digunakan (katabolisme).
Pada saat bekerja, otot mengalami kontraksi atau kerutan dan pada saat istirahat terjadi pengendoran atau relaksasi otot. Dengan kontraksi, peredaran darah yang membawa oksigen dan bahan makanan serta menyalurkan keluar sisa-sisa metabolisme terhambat. Dengan demikian antara kerutan dan pengendoran otot harus terjadi secara seimbang untuk mencegah terjadinya kelelahan otot yang lebih awal. Secara lebih luas lagi, pembagian waktu kerja dan istirahat lazimnya adalah bekerja pada waktu siang dan istirahat di malam harinya. Setelah pada siang harinya kita bekerja selama kurang lebih 8 jam mengalami kepenatan, maka pada malam harinya diupayakan untuk melakukan pemulihan tenaga agar keesokan harinya dapat bekerja kembali secara bugar.
Secara fisiologis, apabila pemulihan pada malam hari tidak cukup, maka secara otomatis performansi kerja pada hari berikutnya akan menurun.
Pengaturan Waktu Kerja dan Waktu Istirahat
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pengaturan waktu kerja-waktu istirahat harus disesuaikan dengan sifat, jenis pekerjaan dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya seperti lingkungan kerja panas, dingin, bising, berdebu dll. Namun demikian secara umum, di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu kerja sehari maksimum adalah 8 jam kerja dan selebihnya adalah waktu istirahat (untuk kehidupan keluarga dan sosial kemasyarakatan). Memperpanjang waktu kerja lebih dari itu hanya akan menurunkan efisiensi kerja, meningkatkan kelelahan, kecelakan, dan penyakit akibat kerja. Tetapi dalam pelaksanaannya, banyak perusahaan yang mempekerjakan karyawannya di luar jam kerja (kerja lembur) dengan berbagai alasan. di sisi lain para karyawan juga merasa senang melakukan kerja lembur, karena akan mendapatkan penghasilan tambahan di luar penghasilan pokok.
Dalam hal lamanya waktu kerja melebihi ketentuan yang telah ditetapkan (8 jam per hari atau 40 jam seminggu), maka perlu diatur waktu-waktu istirahat khusus agar kemampuan kerja dan kesegaran jasmani tetap dapat dipertahankan dalam batas-batas toleransi. Pemberian waktu istirahat tersebut secara umum dimaksudkan untuk: ¾ Mencegah terjadinya kelelahan yang berakibat kepada penurunan kemampuan fisik dan mental serta kehilangan efisiensi kerja ¾ Memberi kesempatan tubuh untuk melakukan pemulihan atau penyegaran ¾ Memberi kesempatan waktu untuk melakukan kontak sosial Kaitanya dengan masalah waktu istirahat, berdasarkan pengalaman dan pengamatan di lapangan, ternyata terdapat empat jenis istirahat yang dilakukan oleh para pekerja selama jam kerja berlangsung, yaitu istirahat secara spontan, istirahat curian, istirahat oleh karena ada hubungannya dengan proses kerja dan istirahat yang merupakan ketetapan resmi.
Istirahat spontan adalah istirahat pendek segera setelah pembebanan kerja. Sebagai contoh: pekerja mengangkat dan mengangkut beras secara manual seberat 50 kg dengan jarak 15 meter. Setelah meletakkan beras tersebut secara otomatis pekerja akan beristirahat pendek untuk mengembalikan hutang oksigen yang telah digunakan pada waktu mengangkat dan mengangkut tadi.
Istirahat curian adalah istirahat yang terjadi jika beban kerja tak dapat diimbangi oleh kemampuan kerja. Istirahat demikian terjadi apabila beban pekerjaan baik fisik maupun mental lebih besar dari kemampuan kerjanya, sehingga menimbulkan reaksi tubuh untuk mengatasi kelebihan beban tersebut.
Istirahat oleh karena proses kerja tergantung dari bekerjanya mesin-mesin, peralatan atau prosedur-prosedur kerja. Sebagai contoh: pada proses produksi dengan system ban berjalan, waktu istirahat tergantung dari ketrampilan dan kecepatan kerja operatornya. Semakin terampil dan cepat dia bekerja maka akan semakin banyak waktu istirahat yang diperoleh.
Istirahat yang ditetapkan adalah istirahat atas dasar ketentuan perundangundangan yang berlaku, seperti istirahat selama 1 jam setelah melakukan 4 jam kerja, dan diselingi dengan istirahat 15 menit setelah 2 jam kerja dll.
Hari Kerja
Jumlah jam kerja yang efisien untuk seminggu adalah antara 40 - 48 jam yang terbagi dalam 5 atau 6 hari kerja. Maksimum waktu kerja tambahan yang masih efisien adalah 30 menit. Sedangkan di antara waktu kerja harus disediakan waktu istirahat yang jumlahnya antara 15-30% dari seluruh waktu kerja. Apabila jam kerja melebihi dari ketentuan tersebut akan ditemukan hal-hal seperti; penurunan kecepatan kerja, gangguan kesehatan, angka absensi karena sakit meningkat, yang kesemuanya akan bermuara kepada rendahnya tingkat produktivitas kerja.
Kebutuhan Gizi
Kerja Gizi kerja adalah pemberian gizi yang diterapkan kepada masyarakat pekerja dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan, efisiensi dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya. Sedangkan manfaat yang diharapkan dari pemenuhan gizi kerja adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan ketahanan tubuh serta menyeimbangkan kebutuhan gizi dan kalori terhadap tuntutan tugas pekerja.
Zat gizi dan sumber makanan
hal-hal yang perlu diketahui dalam penyusunan menu bagi pekerja adalah : ¾ Kebutuhan kalori dan gizi tenaga kerja ¾ Kebutuhan bahan dasar menu ¾ Pendekatan penyusunan menu bagi pekerja sesuai dengan lingkungan kerja.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi seseorang
Kebutuhan gizi setiap orang berbeda satu sama lainnya dan sangat tergantung pada berbagai faktor yaitu :
Ukuran tubuh. Semakin besar ukuran tubuh seseorang maka semakin besar pula kebutuhan kalorinya, meskipun usia, jenis kelamin dan aktivitas yang dilakukan sama.
Usia. Anak-anak dan remaja membutuhkan relatif lebih banyak kalori dan zat gizi lainnya dibanding dengan orang dewasa atau tua, karena selain diperlukan untuk tenaga juga untuk pertumbuhan.
Jenis kelamin. Laki-laki umumnya membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan wanita. Hal ini karena secara fisiologis laki-laki mempunyai lebih banyak otot dan juga lebih aktif.
Kegiatan/aktivitas pekerjaan yang dilakukan. Pekerja berat akan membutuhkan kalori dan protein lebih besar dari pada mereka yang bekerja sedang dan ringan.
Kondisi tubuh tertentu. Pada orang yang baru sembuh dari sakit akan membutuhkan lebih banyak kalori dan zat gizi lainnya dari pada sebelum ia sakit.
Kondisi lingkungan. Pada musim hujan membutuhkan kalori lebih tinggi/ banyak dibandingkan pada musim panas. Demikian pula pada tempat-tempat yang dingin lebih tinggi dari pada tempat dengan suhu panas.
Pengaruh Faktor Lingkungan Kerja
Faktor dalam lingkungan kerja menunjukkan pengaruh - pengaruh yang jelas terhadap keadaan gizi tenaga kerja. Beban kerja yang berlebihan dan lingkungan kerja panas dapat menyebabkan penurunan berat badan (Priatna, 1990).
Jumat, 14 September 2018
TUGAS 1
Nama : ika safitri
Nim : 1730403048
Kelas : 17 pus B
tugas : 1
Nim : 1730403048
Kelas : 17 pus B
tugas : 1
PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA
Pengertian pelestarian adalah sebuah unsur atau aspek usaha bagaimana cara kita untuk melestarikan bahan pustaka dan mengelola keuangan dan melestarikan informasi. Pelestarian bahan pustaka juga merupakan salah satu hal penting bagi perpustakaan.
Tujuan pelestarian :
1. Agar dapat nenyelamatkan nilai informasi dari sebuah dokumen karena informasi sangat penting bagi masyarakat.
2. Menyelamatkan fisik dari sebuah dokumen.
3. Mengatasi kendala kekurangan ruang.
4. Mempercepat perolehan dokumen. Pencarian dokumen lebih cepat dan efisien.
Fungsi pelestarian :
1. Fungsi perlindungan. Fungsi ini merupakan upaya kita untuk melindungi bahan pustaka dari faktor yang dapat menyebabkan kerusakan.
2. Fungsi pengawetan. Fungsi ini agar bahan pustaka tidak cepat rusak dan bahan pustaka dapat dimanfaatkan lebih lama lagi.
3. Fungsi kesehatan. Fungsi ini untuk menjaga agar bahan pustaka berada dalam kondisi bersih agar tidak berbau.
4. Fungsi kesabaran. Upaya pemeliharaan membutuhkan kesabaran.
5. Fungsi sosial. Fungsi ini sangat membutuhkan keterlibatan orang lain.
6. Fungsi ekonomi. Jika pemeliharaan nya baik maka akan berdampak pada keawetan bahan pustaka, dapat memperkecil biaya pengeluaran bahan pustaka.
Maksud dari pemeliharaan bahan pustaka ini adalah agar supaya bahan pustaka tidak cepat mengalami kerusakan dan menyebabkan informasi yang ada di dokumen rusak.
1. Agar dapat nenyelamatkan nilai informasi dari sebuah dokumen karena informasi sangat penting bagi masyarakat.
2. Menyelamatkan fisik dari sebuah dokumen.
3. Mengatasi kendala kekurangan ruang.
4. Mempercepat perolehan dokumen. Pencarian dokumen lebih cepat dan efisien.
Fungsi pelestarian :
1. Fungsi perlindungan. Fungsi ini merupakan upaya kita untuk melindungi bahan pustaka dari faktor yang dapat menyebabkan kerusakan.
2. Fungsi pengawetan. Fungsi ini agar bahan pustaka tidak cepat rusak dan bahan pustaka dapat dimanfaatkan lebih lama lagi.
3. Fungsi kesehatan. Fungsi ini untuk menjaga agar bahan pustaka berada dalam kondisi bersih agar tidak berbau.
4. Fungsi kesabaran. Upaya pemeliharaan membutuhkan kesabaran.
5. Fungsi sosial. Fungsi ini sangat membutuhkan keterlibatan orang lain.
6. Fungsi ekonomi. Jika pemeliharaan nya baik maka akan berdampak pada keawetan bahan pustaka, dapat memperkecil biaya pengeluaran bahan pustaka.
Maksud dari pemeliharaan bahan pustaka ini adalah agar supaya bahan pustaka tidak cepat mengalami kerusakan dan menyebabkan informasi yang ada di dokumen rusak.
Senin, 30 Juli 2018
SEPAKET
Senja datang begitu cepat
Hujan turun begitu lebat
Kopi dengan warna begitu pekat
rindu memburu begitu hebat
Dan, cinta menerpa begitu dahsyat.
Mereka satu paket.
Ikasafitri
Hujan turun begitu lebat
Kopi dengan warna begitu pekat
rindu memburu begitu hebat
Dan, cinta menerpa begitu dahsyat.
Mereka satu paket.
Ikasafitri
PERGI TAK USAH PULANG LAGI
Kamu biarlah berlalu
Sebab hal baru yang harus ku tunggu.
Ketika bumi tak bisa menopang beratnya alam raya
Aku tak bisa lagi menahan pedihnya luka
Ketika karang tak kuat lagi menahan deburan ombak kuat
Aku tak bisa lagi menggenggam yang sudah tak terikat.
Kini kita sudah sama-sama berada pada titik lelah
Lelah akan khayal yang tak kunjung datang
Lelah akan mimpi yang tak kunjung nyata.
Sebenarnya bukan karena kita tak cinta lagi
Namun lebih baik merela kan yang sudah tak mampu bersama kembali.
Kau hanya butuh pergi dan tak usah pulang lagi.
Ikasafitri
Sebab hal baru yang harus ku tunggu.
Ketika bumi tak bisa menopang beratnya alam raya
Aku tak bisa lagi menahan pedihnya luka
Ketika karang tak kuat lagi menahan deburan ombak kuat
Aku tak bisa lagi menggenggam yang sudah tak terikat.
Kini kita sudah sama-sama berada pada titik lelah
Lelah akan khayal yang tak kunjung datang
Lelah akan mimpi yang tak kunjung nyata.
Sebenarnya bukan karena kita tak cinta lagi
Namun lebih baik merela kan yang sudah tak mampu bersama kembali.
Kau hanya butuh pergi dan tak usah pulang lagi.
Ikasafitri
Selasa, 24 Juli 2018
IT'S TIME TO MOVE ON
Hidup itu adalah pilihan, dan sebaliknya pilihan itu adalah hidup. Saling berkaitan dan menguatkan.
Banyak yang berkata jika tuhan itu tak adil. Di bagian mana yang tak adil ? Banyak manusia di luar sana yang merengkuh hidup yang nestapa. Banyak manusia di luar sana yang mampu melihat tapi tak mampu merasakan. Jika kau masih merasa hidupmu tak adil? Ayolah merunduk sejenak. Duduk lah jangan kau tegapkan dadamu, renunglah kau dalam hening. Sampai kau menemukan jawaban dari banyaknya pertanyaan di seputar kehidupan.
Jangan melihat sisi gelapmu tapi lihat lah sedikit cahaya di sisi terangmu. Jika kau hanya bertumpu pada titik sesal mu, hidupmu akan berjalan di tempat tanpa gerakan.
Berlarilah sejauh mungkin dari masa lalu. Mungkin masa lalu amat banyak mengajarkan kenangan namun masa lalu tetaplah hal yang mau tak mau harus kau kenang. Entah itu baik buruknya masa lalu mu tak usah perduli. Sekarang kau tatap matamu kedepan dan berlarilah kejar masa depan. Masih banyak hal baru di lembaran baru yang harus kau perbaiki dan kau hadapi di luar sana. Keluar lah dari zona kehancuran masa lalu. Kau hidup bukan hanya untuk masa lalu.
Masa lalu tak bisa kau kembalikan, tak bisa kau ubah, dan tak bisa kau goreskan lagi. Masa lalu hanya bisa kau pelajari dan akhirnya kau kenang. Perbaiki yang salah dan tata lagi yang berantakan.
Nikmati getirnya luka, syukuri jatuhnya air mata, dan sudahi perihnya luka.
Hidupmu terlalu berharga jika hanya menangisi perginya seseorang di masa lalu yang sudah berlalu.
Mulai hari ini berjanjilah kebodohan tak lagi bernaung di atap puing-puing mimpimu. Tak ada lagi kehancuran yang begitu sukar meruntuhkan.
Hidupmu yang sekarang dan yang akan datang hanya akan ada kebahagiaan yang akan selalu kau sematkan di balik-balik dinding kokohmu.
Runtuhkan masa lalu mu, hancurkan ingatan kelam mu, hapuskan air mata kebodohan mu, dan buang semua puing gelapmu.
Sekarang tegapkan dadamu, tatap kedepan matamu, kuatkan langkah kaki mu. Kau harus kuat menantang hidup yang akan datang.
It's Time To Reach A Dream That Must Be Real and
IT'S TIME TO MOVE ON
Ikasafitri
Banyak yang berkata jika tuhan itu tak adil. Di bagian mana yang tak adil ? Banyak manusia di luar sana yang merengkuh hidup yang nestapa. Banyak manusia di luar sana yang mampu melihat tapi tak mampu merasakan. Jika kau masih merasa hidupmu tak adil? Ayolah merunduk sejenak. Duduk lah jangan kau tegapkan dadamu, renunglah kau dalam hening. Sampai kau menemukan jawaban dari banyaknya pertanyaan di seputar kehidupan.
Jangan melihat sisi gelapmu tapi lihat lah sedikit cahaya di sisi terangmu. Jika kau hanya bertumpu pada titik sesal mu, hidupmu akan berjalan di tempat tanpa gerakan.
Berlarilah sejauh mungkin dari masa lalu. Mungkin masa lalu amat banyak mengajarkan kenangan namun masa lalu tetaplah hal yang mau tak mau harus kau kenang. Entah itu baik buruknya masa lalu mu tak usah perduli. Sekarang kau tatap matamu kedepan dan berlarilah kejar masa depan. Masih banyak hal baru di lembaran baru yang harus kau perbaiki dan kau hadapi di luar sana. Keluar lah dari zona kehancuran masa lalu. Kau hidup bukan hanya untuk masa lalu.
Masa lalu tak bisa kau kembalikan, tak bisa kau ubah, dan tak bisa kau goreskan lagi. Masa lalu hanya bisa kau pelajari dan akhirnya kau kenang. Perbaiki yang salah dan tata lagi yang berantakan.
Nikmati getirnya luka, syukuri jatuhnya air mata, dan sudahi perihnya luka.
Hidupmu terlalu berharga jika hanya menangisi perginya seseorang di masa lalu yang sudah berlalu.
Mulai hari ini berjanjilah kebodohan tak lagi bernaung di atap puing-puing mimpimu. Tak ada lagi kehancuran yang begitu sukar meruntuhkan.
Hidupmu yang sekarang dan yang akan datang hanya akan ada kebahagiaan yang akan selalu kau sematkan di balik-balik dinding kokohmu.
Runtuhkan masa lalu mu, hancurkan ingatan kelam mu, hapuskan air mata kebodohan mu, dan buang semua puing gelapmu.
Sekarang tegapkan dadamu, tatap kedepan matamu, kuatkan langkah kaki mu. Kau harus kuat menantang hidup yang akan datang.
It's Time To Reach A Dream That Must Be Real and
IT'S TIME TO MOVE ON
Ikasafitri
TERUNTUKMU SELAMAT MALAM
Teruntukmu
Selamat malam.
Malam mu tak kelam.
Sebab kebahagiaan akan selalu ada di setiap mimpi di penghujung malam mu.
Walau Aku tak bisa lagi menjagamu di setiap malam mu. Tapi tenang saja, kau sudah aku titipkan pada setiap bintang yang terang. Bulan pun sudah aku bisikan dia harus selalu menerangi malam mu. Akan ku janji kan kepadamu tak kan ada lagi kegelapan di setiap malam mu. Tak banyak pintaku padamu.
Namun boleh kah Aku meminta satu permintaan ?
Bolehkah aku setiap malam berkunjung ke mimpi mu ?
Jika tak boleh tolong selipkan saja nama ku di setiap lembar mimpimu.
Atau tidak, Kau panjatkan namaku saja di setiap bait doamu.
Ikasafitri
Selamat malam.
Malam mu tak kelam.
Sebab kebahagiaan akan selalu ada di setiap mimpi di penghujung malam mu.
Walau Aku tak bisa lagi menjagamu di setiap malam mu. Tapi tenang saja, kau sudah aku titipkan pada setiap bintang yang terang. Bulan pun sudah aku bisikan dia harus selalu menerangi malam mu. Akan ku janji kan kepadamu tak kan ada lagi kegelapan di setiap malam mu. Tak banyak pintaku padamu.
Namun boleh kah Aku meminta satu permintaan ?
Bolehkah aku setiap malam berkunjung ke mimpi mu ?
Jika tak boleh tolong selipkan saja nama ku di setiap lembar mimpimu.
Atau tidak, Kau panjatkan namaku saja di setiap bait doamu.
Ikasafitri
PERTANYAAN SIANG
Selamat siang.
Apakah sudah makan siang?
Apakah sedang tidur siang?
Pertanyaan itu akan selalu menjadi tanya ku.
Karna aku tak bisa memberikan ucapan-ucapan itu lagi.
Mungkin terlalu sibuk ?
Atau kau tidak ada waktu untuk membalas semua tanya ku?
Atau mungkin kau memang tak ingin membalasnya ?
Namun tak apa santai saja, Bagaimana pun sifat mu aku tetap mencintaimu.
Satu lagi pertanyaan ku mungkin ini pertanyaan yang selalu ingin ku tahu jawabannya.
Apakah kau masih mencintaiku ?
Ikasafitri
Apakah sudah makan siang?
Apakah sedang tidur siang?
Pertanyaan itu akan selalu menjadi tanya ku.
Karna aku tak bisa memberikan ucapan-ucapan itu lagi.
Mungkin terlalu sibuk ?
Atau kau tidak ada waktu untuk membalas semua tanya ku?
Atau mungkin kau memang tak ingin membalasnya ?
Namun tak apa santai saja, Bagaimana pun sifat mu aku tetap mencintaimu.
Satu lagi pertanyaan ku mungkin ini pertanyaan yang selalu ingin ku tahu jawabannya.
Apakah kau masih mencintaiku ?
Ikasafitri
KENANG
Pagi biarlah pergi
Malam biarlah berganti
Sepi biarlah ku tanggung sendiri
Rindu biarlah menjadi urusanku.
Dulu hatiku bersemi bersama merekahnya bunga di pagi hari.
Kini hati ku kelam mulai tenggelam oleh kenangan malam.
Ketika ku merelakan kenangan yang harus ku kenang menghilang.
Ikasafitri
Malam biarlah berganti
Sepi biarlah ku tanggung sendiri
Rindu biarlah menjadi urusanku.
Dulu hatiku bersemi bersama merekahnya bunga di pagi hari.
Kini hati ku kelam mulai tenggelam oleh kenangan malam.
Ketika ku merelakan kenangan yang harus ku kenang menghilang.
Ikasafitri
Kamis, 19 Juli 2018
RINDU DEKAPMU
Memang salahku yang sampai detik ini masih tetap saja aku tak mampu melupakanmu. Kamu yang dulu benar-benar aku cintai dengan segenap hati, kini pergi meninggalkan ku dengan sepenuh hati.
Kau lupa, kau adalah bagian dari hidupku. Jika kau pergi maka sebagian hidupku pergi pula. Lalu sebagian dari hidupku yang tertinggal hanyalah sebuah kehancuran.
Aku masih berjalan sendiri, memikirkan mu disini. Kenapa kau harus pergi meninggalakan ku?
Apa aku tak pantas menjadi bagian hidupmu ?
apa aku tak pantas Menjadi bagian dari ceritamu ?
Apa aku tak pantas menjadi pendamping mu yang kelak akan bersanding dengan mu ?
Semua pertanyaan itu masih tersusun rapi di otak ku. Susunan pertanyaan dari rumitnya jawaban.
Mungkin aku tak mengerti mengapa sampai detik ini aku masih mengingat nyata mu, walau ku tahu kau sekarang hanya tinggal bayangmu yang Harus ku kenang.
Terkadang pikiran tak selaras dengan perasaan.
Kenapa kenyataan selalu tak masuk akal?
Apa akal ku saja yang masih belum menerima kenyataan ?
Kembalilah
Aku rindu dekapmu.
Ikasafitri
Kau lupa, kau adalah bagian dari hidupku. Jika kau pergi maka sebagian hidupku pergi pula. Lalu sebagian dari hidupku yang tertinggal hanyalah sebuah kehancuran.
Aku masih berjalan sendiri, memikirkan mu disini. Kenapa kau harus pergi meninggalakan ku?
Apa aku tak pantas menjadi bagian hidupmu ?
apa aku tak pantas Menjadi bagian dari ceritamu ?
Apa aku tak pantas menjadi pendamping mu yang kelak akan bersanding dengan mu ?
Semua pertanyaan itu masih tersusun rapi di otak ku. Susunan pertanyaan dari rumitnya jawaban.
Mungkin aku tak mengerti mengapa sampai detik ini aku masih mengingat nyata mu, walau ku tahu kau sekarang hanya tinggal bayangmu yang Harus ku kenang.
Terkadang pikiran tak selaras dengan perasaan.
Kenapa kenyataan selalu tak masuk akal?
Apa akal ku saja yang masih belum menerima kenyataan ?
Kembalilah
Aku rindu dekapmu.
Ikasafitri
KENANGLAH DALAM HENING
Aku ingin hening
Biarkan aku hening dalam kesunyian
Aku tak ingin lagi ada kita di balik cerita yang membuat luka
Aku ingin tenang dalam hening.
Kenanglah saja karna kita tak bisa bersama
Kita tak sekata
Kita tak seirama.
Aku ingin hening, bersama mimpi yang tak kan pernah bersanding.
Kenanglah semua kenangan kita yang tak akan bisa lagi kita tata.
Kenanglah saja kenangan kita dalam hening.
Ikasafitri
Biarkan aku hening dalam kesunyian
Aku tak ingin lagi ada kita di balik cerita yang membuat luka
Aku ingin tenang dalam hening.
Kenanglah saja karna kita tak bisa bersama
Kita tak sekata
Kita tak seirama.
Aku ingin hening, bersama mimpi yang tak kan pernah bersanding.
Kenanglah semua kenangan kita yang tak akan bisa lagi kita tata.
Kenanglah saja kenangan kita dalam hening.
Ikasafitri
Langganan:
Postingan (Atom)
Tugas powtoon Tugas brosur dan leaftlet

-
Kembali lah kepadaku saat kau sedang terluka. Bersandar lah di bahu ku saat hatimu sedang meradang. Bagiku ini sangat menyakitkan. Kau k...